Seni pertunjukan adalah bagian penting dari kebudayaan
manusia sejak zaman dahulu kala. Salah satu seni pertunjukan yang telah
mengalami perkembangan sejak awal kemunculannya adalah pantomim.
Meskipun pantomim tidak seterkenal tari atau teater,
seni pertunjukan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan di
berbagai negara di dunia.
Pantomim berasal dari kata Yunani
"pantomimos" yang berarti "semua yang meniru". Pada
awalnya, pantomim merupakan sebuah pertunjukan yang menggambarkan sebuah cerita
atau kejadian hanya dengan gerakan tubuh tanpa menggunakan kata-kata.
Gunawan Tri Pamungkas, tokoh pantomim Jember,
menjelaskan pantomin sebagai pertunjukan tanpa suara atau kebanyakan orang mengartikan
pantomime sebagai seni bisu.
“Karena dalam pertunjukanya sendiri menggunakan olah
gerak,” terang Gunawan Tri Pamungkas.
Tidak hanya menampilkan olah gerak saja, pantomim modern sudah menggabungkan teknik-teknik yang lebih kompleks, termasuk seni rias dan kostum, serta memasukkan musik dan efek suara sebagai pengiring pertunjukan.
Baca Juga : Stop Gabut di Bulan Ramadhan! Ini 5 Kegiatan Ngabuburit Agar Lebih Produktif
Pantomim modern juga tidak hanya memperlihatkan sebuah
cerita atau kejadian, namun juga bisa menggambarkan perasaan dan emosi karakter
dalam cerita tersebut. Oleh karena itu, menurut Gunawan, seni pantomime ini
sangat membantu anak-anak yang tidak memiliki keberanian berbicara di depan
publik dapat tampil dengan menyajikan pertunjukan olah gerak.
“Sehingga, selain memberikan hiburan anak-anak juga
dapat berimajinasi,” Ujarnya.
Dalam pengajaran seni pantomime masih belum terdapat
kurikulum bahan ajar yang diterapkan. Pengajaran pantomime yang diberikan melibatkan
ide cerita, penentuan tema, persiapan, dan latihan. Latihan yang diberikan
meliputi olah gerak, mimik wajah, kesesuaian gerakan dengan musik serta latihan
kesiapan tampil.
Meskipun pantomim tidak seterkenal seni pertunjukan lainnya seperti teater dan tari, seni pertunjukan ini tetap memiliki eksistensi yang abadi dan terus bertahan hingga saat ini.
Baca Juga : Menemukan Kembali Keajaiban Dongeng di Hari Dongeng Sedunia
Gunawan menyampaikan bahwa beliau masih optimis kesenian
pantomim dapat terus berkembang karena saat ini seni pantomime memiliki
kualitas yang jauh lebih baik dari pada di tahun sebelumnya. Selain itu, sudah
terdapat komunitas yang ikut serta melestarikan seni ini dengan memberikan
pengajaran kepada anak-anak terutama anak-anak dari sekolah yang berada di
pelosok Jember.
“Semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk belajar pantomim.
Saat ini, murid saya berjumlah 20 anak, jumlah ini meningkat dari pada tahun
sebelumnya,” Tambah Gunawan yang kerap disapa Mas Gun.
Di tengah perkembangan jaman yang samakin canggih,
banyak sekali calon anak-anak bangsa sudah terjerumus ke dalam dunia teknologi
dengan memanfaatkan gadget sebagai alat bermain. Jika hal ini terus
berlangsung, bukan hanya seni pantomime saja bahkan kelestarian seni dan budaya
hanya tinggal nama di masa depan.
Oleh karena itu, perlu sekali adanya dukungan dari
berbagai pihak untuk melestarikan seni pantomime baik orang tua, sekolah bahkan
pemerintah.
“Seharusnya sekolah memberikan ruang pembinaan khusus
sebelum adanya event festival kesenian untuk menjaring anak-anak yang memiliki
potensi di bidang seni pantomime,” Pungkasnya.