Pada hari Kamis 13 Agustus 2020 sekitar pukul 09.00 WIB puluhan anak-anak dan orangtua terlihat antusias berjalan menuju halaman rumah Bu Endang di Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Masing-masing dari mereka memakai masker dan terlebih dahulu membersihkan tangan dengan penyanitasi tangan.
Hari itu akan dilangsungkan peresmian program Imaji Academy. Sebuah program kolaborasi kelompok masyarakat setempat dengan Imaji Sociopreneur yang fokus dalam upaya pencegahan keterlibatan anak-anak di lingkungan industri tembakau sebelum waktunya.
Selama pandemi covid-19, metode dan waktu belajar anak-anak yang harus berubah memang banyak memunculkan kesulitan dan tantangan baru, terlebih bagi anak-anak di desa. Bukan hanya karena fasilitas internet yang kadangkala minim bahkan tidak memadai dan kesulitan memenuhi biaya kuota, anak-anak juga rentan terdorong untuk bekerja sebelum waktunya. Meskipun hal itu secara tegas dilarang undang-undang, namun pada praktiknya anak-anak seringkali tak dapat menghindar karena tuntutan banyak faktor, dua di antaranya adalah ekonomi dan pendidikan.
Untuk mencegah keterlibatan anak-anak di industri tembakau sebelum waktunya itulah, Imaji Sociopreneur dan kelompok masyarakat Desa Lembengan menggagas program Imaji Academy. Terlebih, di Desa Lembengan yang menjadi salah satu sentra penghasil tembakau di Kota Jember sebentar lagi akan memasuki masa puncak panen. Banyaknya waktu luang akibat pembelajaran secara daring bukan tidak mungkin dapat memunculkan potensi untuk melibatkan anak-anak di lingkungan industri tembakau sebelum waktunya.
Program Imaji Academy diresmikan dengan dua kegiatan awal, yakni sosialisasi dan lomba kolase serta kreasi plastisin. Lomba-lomba itu diikuti anak-anak sekitar Desa Lembengan yang berusia 5-10 tahun. Sedangkan di tempat terpisah, sosialisasi ditujukan kepada para orangtua dengan mengambil dua tema besar, yakni dampak dan risiko mempekerjakan anak-anak sebelum waktunya yang disampaikan oleh M. Mustaanul Husni selaku salah seorang penggagas Imaji Sociopreneur dan materi metode mendidik anak berkarakter islami yang disampaikan M. Alil Himam, pengasuh Pondok Pesantren Waladu Sholih Peterongan, Jombang.
Ke depan, menurut Mustaanul, pendampingan belajar akan diklasifikasikan menjadi beberapa bagian sesuai potensi, minat, dan bakat anak-anak. Sehingga penggalian potensi anak-anak akan lebih maksimal dan terarah. Dengan hadirnya program ini, dia berharap selama pandemi dan musim panen tembakau nanti anak-anak dapat mengisi waktu dengan kegiatan yang positif, yakni belajar sekaligus bermain dan tidak sampai terlibat secara langsung (r: bekerja) di lingkungan industri tembakau sebelum waktunya.
Atribusi Penulis:
Haryo Pamungkas, Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.