Bagikan



Buku adalah jendela dunia, istilah ini sudah tidak asing bagi kita semua dimana buku sebagai salah satu sarana kita dalam memahami sebuah ilmu hingga mendapatkan informasi tentang segala sesuatu, namun tampaknya julukan buku sebagai jendela dunia kini memudar seiring jamak nya masyarakat dalam menggunakan akses media internet, penggunaan internet di Indonesia sudah bisa dikatakan masiv dan menyeluruh mulai dari berbagai kalangan baik laki-laki maupun perempuan dari anak-anak hingga orang tua, hasil survey yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) menyatakan sudah 74% jumlah Penduduk  atau sekitar 197 juta masyarakat Indonesia telah menggunakan Internet untuk keperluan sehari-hari, namun sayang penggunaan akses internet di Indonesia tidak di imbangi oleh budaya literasi dalam menggunakan akses internet hal itu ditunjukkan mayoritas pengguna internet di Indonesia digunakan untuk mengakses sosial media dan game online.

Fakta tersebut menunjukkan masih pentingnya sebuah budaya literasi di dalam masyarakat tak terkecuali untuk masyarakat desa, kecenderungan memberikan gadget kepada anak-anak untuk tidak rewel dan mengganggu kesibukan orang tua membuat banyak sekali anak-anak yang sudah kecanduan gadget dan game online di desa, hal ini akan menjadi masalah besar kedepan ketika tidak segera kita berikan solusi, mulai dari pola pikir, kebiasaan, hingga karakter anak yang tidak bisa kita kontrol dikarenakan kita tidak pernah tau aktifitas apa saja yang bisa dilakukan oleh anak-anak di dalam gadget mereka.

Melihat keadaan tersebut kami dari Imaji Sociopreneur Bersama Yayasan Mimpi Indonesia menggagas sebuah Gerakan yang kami beri nama Menanam Buku. Gerakan menanam buku ini merupakan sebuah inisiasi kami dalam meningkatkan budaya literasi di dalam masyarakat dengan menggalang donasi buku yang kami gunakan untuk Taman Baca di Desa-desa binaan kami, donasi buku ini menjadi sebuah sarana kami untuk memberikan akses belajar bagi anak-anak, dengan semakin banyaknya refrensi literasi yang bisa diakses oleh anak-anak akan membuat mereka tidak bosan dan memiliki wawasan yang lebih luas, sebuah Gerakan tentunya tidak lengkap tanpa timbal balik yang bisa kami berikan guna memastikan terjalinnnya interaksi dan keberlanjutan dalam Gerakan tersebut, akhirnya kami menggunakan salah satu aktifitas anak-anak di desa terutama di taman edukasi dimana mereka yang sudah terbiasa merawat tanaman sebagai hobi dan aktifitas belajar kami ajak untuk membuat bibit bunga yang akan kami berikan kepada para donator, hal ini semata untuk semakin menguatkan empati baik dari para donatur dan anak-anak.

Aktifitas menanam buku ini juga bertujuan bukan hanya sebagai sarana literasi melainkan juga sebagai sebuah metode pembelajaran kepada anak-anak terutama belajar saling berbagi, dengan demikian anak-anak semakin percaya diri terhadap karya yang mereka miliki dan mampu berbagi dengan orang lain. Gerakan menanam buku ini merupakan salah satu Langkah awal kami yang kedepan akan semakin kami tingkatkan agar masyarakat kembali sadar akan pentingnya budaya literasi, berbagi dan empati kepada sesama, dengan tujuan ini pula kami berkeinginan agar Gerakan ini tidak hanya berhenti di kami dan saat ini saja, melainkan semakin banyak lagi aktifitas-aktifitas serupa sehingga bisa menjadi bagian dari salah satu wujud konkrit kita Bersama bahwa Pendidikan adalah hak bagi semua orang dan tanggung jawab semua orang tanpa terkecuali.