Oleh: Moch. Musta’Anul Khusni, S.H. (Direktur Imaji Sociopreneur)
Desa adalah manifesto dari suatu negara hal ini dikarenakan didalam sebuah desa terdapat unsur berdirinya negara karena adanya masyarakat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat, namun sayangnya desa saat ini hanya dimaknai sebagai objek belaka, masyarakat desa masih dianggap sebagai sekumpulan manusia yang membutuhkan bantuan dan program yang bersifat subsidi guna menjamin kesejahteraan mereka, pola pikir pemerintah dan masyarakat pada umumnya yang telah di pupuk sedari masa Kolonial ini membuat Desa seakan bukan target strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, bagaimana tidak dari sederet kebijakan yang berkaitan tentang desa semuanya seakan berbunyi dan bernada sama yakni berupa bantuan dan stimulus ekonomi guna meningkatkan taraf beli masyarakat desa, padahal apabila kita melihat lebih dalam dan tidak hanya berdasarkan Stereotip yang selama ini berkembang seluruh unsur pembangunan ekonomi bangsa ini berasal dari desa tidak hanya Komiditas Sumber Daya Alam semata melainkan juga Sumber Daya Manusia nya juga, namun herannya setelah hampir satu abad negara ini merdeka kita tidak kunjung juga menyadarinya.
Pengalaman adalah guru terbaik demikian kata pepatah maka belajar dari pengalaman atas dampak yang dihasilkan oleh Pandemi Covid-19 bangsa ini harus benar-benar kembali melihat dirinya di dalam cermin besar bernama wawasan kebangsaan, bukan soal bagaimana mengetahui sejarah akan tetapi mengenal karakter kita sebagai bangsa, pada saat Pandemi ini kita perlahan mulai menyadari tentang berapa besar jumlah anggaran yang harus dikeluarkan negara guna menjamin ketahanan pangan dan ekonomi rakyatnya total 405 Triliun Anggaran negara digunakan guna mengatasi Pandemi ini mulai dari sektor medis hingga ekonomi hal ini terbilang sangat fantastis jika dibandingkan dengan perkiraan pendapatan negara tahun 2020 yang telah diubah sebesar 1.760,9 Triliun, anggaran untuk Pandemi ini sudah menyentuh hampir sepertiga perkiraan pendapatan negara, padahal ketika kita melihat di lapangan banyak sekali program yang di inisiasi masyarakat untuk menggalang donasi baik secara individu maupun kelompok untuk membantu satu sama lain, lebih parahnya lagi postur anggaran sebesar 405 Triliun ini hampir dihabiskan untuk bantuan kepada masyarakat secara langsung agar daya beli masyarakat terjaga, hal ini sejatinya tidak perlu terjadi ketika kita bisa mengelola potensi bangsa ini dengan baik yakni Desa.
Desa sebagai benteng pertahanan ekonomi bangsa memiliki seluruh komponen yang diperlukan sebuah negara untuk mandiri dan tidak bergantung pada negara lain, bagaimana tidak di dalam desa seluruh komoditas ada mulai sektor pangan, mineral hingga Sumber Daya Manusia lengkap dan yang perlu kita lakukan saat ini adalah bagaimana mengkoordinir itu semua menjadi satu kesatuan untuk saling memenuhi kebutuhan antar daerah sembari memastikan kebutuhan pokok dari masing-masing desa terpenuhi, apabila hal tersebut cukup sulit untuk dilakukan saat ini dengan konsekuensi terlepas dari ekonomi global maka kita bisa melakukan langkah pertahanan, langkah pertahanan yang dimaksud adalah dengan kembali membuka lumbung desa yang selama ini hilang dimakan zaman dikarenakan sistem keuangan modern yang dikenalkan kepada masyarakat desa berupa kredit dan bunga.
Lumbung Desa yang dimaksud bertujuan untuk mengelola hasil produksi desa guna menciptakan sebuah sistem perekonomian baru di desa, dimana hasil produksi desa setiap tahunnya dikelola bersama oleh masyarakat dengan ketentuan hasil produksi berupa pertanian maupun usaha lainnya tercatat, baik itu merupakan usaha milik desa yang dikelola oleh BUMDes maupun pribadi, setiap hasil produksi dikenakan iuran bersama yang akan disetor ke Lumbung Desa baik berupa komoditas maupun uang yang nantinya oleh pihak pemerintah desa akan dikelola guna meningkatkan sektor produksi maupun stimulus pembangunan daerah lainnya seperti jalan, irigasi maupun fasilitas publik lainnya dengan ketentuan menyisakan prosentase dana maupun komoditas cadangan untuk keadaan darurat yang bisa sewaktu-waktu terjadi dikarenakan bencana dan keadaan darurat lainnya. Komoditas dan dana yang dikelola oleh Lumbung Desa ini juga bisa digunakan sebagai jaminan bantuan bergilir kepada masyarakat desa yang membutuhkan seperti manula dan kelompok ekonomi rentan yang ada di Desa. Guna memastikan Lumbung Desa ini berjalan efektif dan memiliki prinsip gotong royong maka perlu adanya sebuah klasterisasi antar desa terhadap potensi produksi di masing-masing desa, contoh sepertihalnya desa yang memiliki produksi berlimpah di sektor pangan akan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat desa yang memiliki produksi di sektor mineral maupun bidang usaha lainnya dan begitu juga sebaliknya semakin spesifik klasterisasi tersebut maka semakin baik dan optimal berjalannya program ini, dari sini lah kita bisa mulai melihat bahwasannya kemandirian pangan akan terbentuk di desa, sedangkan dana yang di alirkan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah akan terfokus untuk meningkatkan stimulus produksi dan pembangunan, potensi desa yang telah di klasterisasi ini juga bisa di profiling sebagai branding desa dan menemukan mereka dengan para investor di luar desa sehingga semakin meningkatkan produktifitas masyarakat desa.
Dari sisi Sumber Daya Manusia menjadi sangat penting untuk mengawal proses berjalannya ekonomi kerakyatan ini, perlu adanya seorang pemimpin yang berkarakter dan amanah serta masyarakat yang cerdas dan berwawasan global, maka dengan demikian sektor pendidikan masyarakat Desa menjadi sangat penting untuk diperhatikan sebagai wujud investasi manusia jangka panjang, dalam setiap perencanaan dan pembangunan di tingkat desa dan daerah perlu adanya sebuah stimulus program di sektor pendidikan, bukan hanya pendidikan formal melainkan pendidikan yang bersifat karakter dan pelatihan juga perlu ada di setiap desa sehingga masing-masing desa memiliki lembaga pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan potensi yang ada di masing-masing desa, dengan demikian bangsa ini akan menjadi bangsa yang berkarakter kuat di mancanegara sebagai sebuah negara yang memiliki satuan desa yang kuat dan saling menguatkan di sektor ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya. Dari sini kita bisa menyadari bahwasannya sudah tidak saatnya Desa hanya dijadikan objek semata melainkan harus menjadi Subjek dan pemain utama dalam memastikan ketahanan ekonomi bangsa.